Minggu, 09 Desember 2007

Teh Herbal Rosela Merah

Teh Herbal Rosela (Hibiscus sabdariffa. Linn)

Lebih dari 300 spesies dari Hibiscus ditemukan di seluruh dunia, tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Varietas yang banyak dikembangkan yaitu varietas sabdariffa. Varietas ini mempunyai kelopak bunga berwarna merah yang dapat dimanfaatkan sebagai teh, juga dapat diolah menjadi jus, selai, jelly, perasa dan penyedap serta bahan es cream. Nama ilmiah rosela yaitu Hibiscus sabdariffa. Linn yang merupakan anggota famili Malvaceae. Habitat aslinya terbentang dari India hingga Malaysia.

Di Inggris, tanaman ini dikenal dengan nama roselle, rozelle, sorrel, red sorrel, white sorrel, jamaica sorrel, indian sorrel, guinea sorrel, sour-sour, queensland jelly plant, jelly okra, lemon bush, dan florida cranberry. Di Prancis dekenal dengan naman oseille rouge, atau oseille guinée. Di Malatsia dikenal sebagai asam susur dan di Thailand disebut kachieb priew. Di Belanda disebut Zuring. Di Afrika Utara dikenal sebagai karkadé atau carcadé. Nama Karkadé inilah yang dipakai sebagai nama dagang rosela, baik di dunia pengobatan maupun sebagai bahan makanan di Eropa.

Rosela merupakan herba tahunan dengan tinggi antar 0,5 – 3 meter. Batangnya bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5-8 meter.

Bunga rosela yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal, artinya pada setiap tangai hanya terdapat satu bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, pangjangnya 1 cm, pangkalnya saling berlekatan, dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

Kandungan senyawa kimia dalam kelopak bunga rosela
Nama Senyawa Jumlah
Campuran asam sitrat dan asam malat 13%
Anthocianin (Hydroxyflavone) dan Hibiscin 2%
Asam ascorbat (Vitamin C) 0,004-0,005%
Protein
Berat segar 6,7%
Berat kering 7,9%
Flavonol glucoside Hibiscritin -
Flavonoid gossypetine -
Hibiscetine dan sabdaretine -
Delphinidine 3-monoglucoside -
Cyanidin 3-monoglucoside -
Delphinidine -

Kandungan gizi rosela

100 g buah segar 100 g daun segar 100 g kelopak segar 100 g biji
Kalori 49 kal 43 kal 44 kal -
Air 84,5 % 85,6 % 86,2 % 7,6 %
Protein 1,9 g 3,3 g 1,6 g 24,0 %
Lemak 0,1 g 0,3 g 0,1 g 22,3 g
Karbohidrat 12,3 g 9,2 g 11,1 g -
Serat 2,3 g 1,6 g 2,5 g 15,3 %
Abu 1,2 g 1,6 g 1,0 g 7,0 %
Kalsium 1,72 mg 213 mg 160 mg 0,3 %
Fosfor 57 mg 93 mg 60 mg 0,6 %
Besi 2,9 mg 4,8 mg 3,8 mg -
Betakaroten 300 ig 4135 ig 285 ig -
Vitamin C 14 mg 54 mg 14 mg -
Tiamin - 0,17 mg 0,04 mg -
Riboflavin - 0,45 mg 0,6 mg -
Niasin - 1,2 mg 0,5 mg -
Sulfida - - - 0,4 %
Nitrogen - - - 23,8 %

Kandungan Asam lemak dan Sterol dalam biji rosela
Jenis Asam lemak
Jumlah
Jenis Sterol
Jumlah
Asam miristin 2,1 %
b-sitosterol 61,3 %
Asam palmitin 35,2 %
Kampasterol 16,5 %
Asam palmitoleik 2 %
Kolesterol 5,1 %
Asam stearat 3,4 %
Ergosterol 3,2 %
Asam oleat 34 %
Asam linoleat 14,4 %



Kelopak bunga rosela juga mempunayi banyak kandungan asam amino yaitu arginin, cystine, histidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan, tyrosine, valine, aspartic acid, glutamic acid, alanine, glycine, proline, dan serine.


Budidaya Rosela


Rosela tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 dpl dengan sinar matahari penuh. Dulu tumbuhan ini hanya dimanfaatkan batangnya untuk serat tali. Kini rosela kembali muncul dan dikenal di kalangan ahli herbal sebagai bunga yang kaya akan vitamin C.

Penanaman
Untuk tanah yang subur dan mendapat sinar matahari yang optimal rosela ditanam dengan jarak 1x1 m. Tanah diberi pupuk kompos/pupuk kandang sebanyak 20 gram di sekitar lubang tanam. Tinggi pohon rosela dapat mencapai 2-3 m dengan lebar tajuk 1-1,5 m. Biji ditanam langsung sebanyak 1-2 biji tiap lubang tanam. Untuk lebih optimal biji dapat dibuat kecambah terlebih dahulu dengan merendamnya selama 1 hari kemudian ditutup kain atau kapas basah selama 1-2 hari, hal ini untuk mencegah biji membusuk di lubang tanam atau dimakan serangga/semut. 1 bulan setelah masa tanam dilakukan pemupukan dengan pupuk urea sebanyak 20 g tiap pohon atau 200 kg/ha. Pemupukan kedua dilakukan setelah rosela berumur 2-3 bulan dengan campuran pupuk urea:NPK 2:1, bila perlu dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun dan buah di bulan ke 3-4 setiap 2 minggu.

Panen dan pasca panen
Rosela mulai berbunga pada bulan ke empat hingga ke enam. Sebenarnya bagian yang dmanfaatkan dari rosela adalah kelopak bunganya yang berwarna merah menyala. Bunga rosela setelah mekar kelopaknya akan layu dan jatuh menyisakan kelopak yang kian hari kian memerah, kelopak ini dapat dipanen pada minggu ke 3-4 yang terlihat dengan maksimalnya bentuk dan ukuran kelopak (+/- 5-6 cm). Kelopak rosela harus dipetik menggunakan gunting di bagian tangkai bunganya agar lebih mudah dan tidak merusak batang pohonnya. Bagian biji diambil dengan mengiris bagian belakang kelopak dan mendorong bagian bijinya dari arah belakang sehingga biji terpisah dari kelopaknya, kelopak kemudian dicuci bersih dan dijemur dengan sinar matahari selama 3 hari hingga kadar air sekitar 4%. Panen dilakukan secara bertahap setiap 2 minggu, panen dapat diulang hingga 4-5 kali. Setiap pohon rosela dapat menghasilkan 0,25-1 kg kelopak basah atau sekitar 25-100g kelopak kering dan biji sebanyak 2-3 kali lipat bobot kelopak.

Penanganan Hama
Hama yang mudah menyerang rosela adalah semut merah, belalang, ulat daun, dan kutu putih. Untuk mengatasinya disemprot dengan pestisida alami yakni ekstrak daun mimba atau biji mimba, juga dapat digunakan buah mengkudu busuk yang dicampur air dan disaring untuk menjauhkan dari semut dan belalang. Yang paling merugikan adalah virus akar yang dapat mematikan rosela hingga daunnya menguning dan kemudian mati dalam beberapa hari, cara mengatasinya yakni dengan mencabut dan membakar seluruh tumbuhan agar tidak menular ke pohon rosela yang lainnya.


Manfaat Rosela

Seluruh bagian tanaman rosela dapat dimanfaatkan. Mulai dari kelopak bnga, bunga dan daun dapat dimakan. Kelopak bunga dapat dimanfaatkan sebagai bahan salad, saus sup, minuman, sari buah, koktail, asinan, selai, puding, sirup, jelly dan berbagai produk olahan lainnya.

Rosela juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Daun atau kelopak bunga yang direbus diakui berkhasiat sebagai diuretik (peluruh kencing) dan merangsang keluarnya empedu dari hati (chloretic), juga dapat menurunkan tekanan darah (hypotensive), mengurangi kekentalan (viskositas) darah, dan meningkatkan peristaltik usus (melancarkan saluran pencernaan).
Khasiat lain tanaman rosela yaitu antikejang (antispasmodik), mengobati cacingan (anthelmintik), dan antibakteri. Ekstrak air dan zat warna dalam tanaman ini juga mempunyai efek lethal (mematikan) terhadap Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC. Selain itu, rebusan kelopak rosela dapat mengurangi batuk.

Daun rosela dapat mengobati kaki pecah-pecah dan luka bakar ringan. Daunnya juga dapat mempercepat pematangan bisul sekaligus melembutkan kulit (emolient). Bij rosela berkhasiat sebagai tonikum dan diuretik (melancarkan kencing).

Rosela digunakan segaia diuretik koleretik, penurun viskositas darah, pengurang tekanan darah dan perangsang peristaltik usus, diduga berasal dari kandungan goosypetin, anthocyanin, dan glucoside hibiscin yang ada didalamnya. Ekstraksi kelopak rosela juga dapat menurunkan absorpsi alkohol.

Hasil penelitian khasiat rosela pada manusia.
Pemberian ekstrak kelopak rosela ayng mengandung 9,6 mg anthocyanin setiap haris elama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah (hypotensif) yang tidak berbeda nyata dengan pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004)
Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang, dibandingkan dengan kelompok kontrol (Haji Faraji, 1999)
Terdapat penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat,kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin pada 36 pria yang mengkonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon, 1994).


Penggunaan rosela sebagai bahan makanan

Rosela selain dimanfaatkan sebagai teh herbal, dapat juga digunakan untuk pewarna dan perasa dalam membuat berbagai macam minuman.



Disarikan dari berbagai sumber.


Kontak :
yani.murdani@yahoo.com

Tidak ada komentar: